Tips Isolasi Mandiri Untuk Mempercepat Pemulihan
Pandemi
Covid-19 di Indonesia masi belum teratasi, pihak pemerintah dan masyarakat
terus berupaya untuk mengatasi peningkatan kasus positif Covid-19 yang terjadi
saat ini. Kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang
signifikan, walaupun sempat terjadi penurunan kasus Covid-19 pada periode bulan
Februari.
Peningkatan
kasus Covid-19 yang terjadi saat ini disebabkan karena adanya varian virus
Covid-19 berjenis Delta yang diduga
berasal dari negara India. Varian Covid delta
diketahui pertama kali terdeteksi pada bulan
Oktober di India. Varian ini memiliki tingkat penularan yang
lebih cepat jika dibandingkan dengan varian jenis Covid saat pertama kali
ditemukan. Akibatnya adalah banyaknya sejumlah pasien positif Covid yang
terpapar dari usia anak-anak hingga lansia. Bahkan,
vaksin pun dianggap tiak efektif melawan varian ini. Varian delta juga diprediksi akan menjadi virus
yang paling dominan di dunia dan menyebabkan wabah cepat di negara-negara tanpa
tingkat vaksinasi yang tinggi.
Kasus Covid-19 di
Indonesia semakin parah dikarenakan munculnya varian delta dan kelalaian
masyarakat terhadap pentingnya mentaati protocol kesehatan. Dengan peningkatan
kasus Covid-19 tentu akan menambah angka pasien positif virus Corona, sehingga
menyebabkan berkurangnya persediaan fasilitas kesehatan di rumah sakit seperti
ruangan, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya. Hal ini tentu akan berdampak
pada keselamatan para pasien Covid yang terlambat ataupun tidak mendapatkan
penanganan lebih lanjut. Pada akhirnya, masyarakat yang tidak mendapatkan
penanganan lebih lanjut di rumah sakit, memilih untuk isolasi mandiri di rumah.
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan oleh seseorang
saat isolasi mandiri dirumah dikutip dari laman Kemenkes :
1.
Selalu menerapkan protocol kesehatan
yaitu dengan memakai masker dan membuang masker bekas di tempat yang ditentukan
(tempat sampah).
2.
Jika mengalami rasa sakit (gejala
demam, flu, dan batuk), maka tetap di rumah. Sebaiknya menunda aktivitas,
seperti pergi bekerja, sekolah, ke pasar atau ke ruang publik untuk mencegah penularan
masyarakat.
3.
Manfaatkan fasilitas telemedicine
atau sosial media kesehatan dan hindari transportasi publik. Beritahu dokter
dan perawat tentang keluhan dan gejala, serta riwayat bekerja ke daerah
terjangkit atau kontak dengan pasien COVID-19.
4.
Selama isolasi mandiri, kita bisa
bekerja di rumah. Gunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lainnya, dan
jaga jarak 1 meter dari anggota keluarga.
5.
Tentukan pengecekan suhu harian,
amati batuk dan sesak nafas. Hindari pemakaian bersama peralatan makan dan
mandi dan tempat tidur.
6.
Terapkan perilaku hidup sehat dan
bersih, serta konsumsi makanan bergizi, vitamin, serta mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir, terapkan etika batuk dan bersin.
7. Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering di sentuh di
ruangan tempat isolasi mandiri dan kamar mandi. Jika kamar tidur dan kamar
mandi dibersihkan oleh orang lain, orang tersebut harus memakai sarung tangan
sekali pakai dan masker. Adapun permukaan yang mungkin sering disentuh pasien
isolasi mandiri di rumah adalah meja, gagang pintu, handphone, laptop,
perlengkapan kamar mandi, dan sebagainya.
8.
Aktivitas berjemur di bawah sinar
matahari dapat dilakukan pada saat jam 10 pagi hingga jam 12 siang. setiap hari
dengan kurun waktu (±15-30 menit).
9.
Memaksimalkan waktu istirahat saat
isolasi mandiri, jaga pola tidur dan makan, serta hindari rasa takut atau
stress berlebihan, karena hal itu justru akan memperburuk kondisi kesehatan
fisik dan mental.
Jika beberapa tips diatas dapat diterapkan dengan baik, maka
besar kemungkinan pasien Covid-19 dapat cepat pulih, walaupun dengan cara
isolasi mandiri di rumah. Dan diharapkan bagi masyarakat untuk tetap mentaati protocol
kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi
kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Semoga kondisi pandemic Covid-19 di
Indonesia segera pulih dan dapat teratasi dengan baik.
*Mahasiswa Program Studi (D3) Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.